Mencetak lima gol untuk tim nasional Jerman di Piala Dunia 2002 FIFA sepak bola, finishing sebagai salah satu peraih skor atas turnamen.Menolak bermain untuk tim nasional Polandia, lebih memilih untuk menunggu Jerman. Sylwia istrinya melahirkan kembar Luan dan Noah pada 30 Januari 2005.Ibunya Barbara adalah anggota tim nasional bola tangan Polandia, ayahnya Josef Klose seorang Jerman etnis antara lain seorang pemain sepak bola profesional untuk AJ Auxerre.Pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 2006 dengan 5 gol, memberinya total 10 gol di final Piala Dunia.Tertinggi gol di Bundesliga musim 2005/06 dengan 25 gol untuk Werder Bremen.Memiliki sebuah Doberman.Suka mendengarkan hip-hop dan musik rap.
Sakura berasal dari kata "Saku" (bahasa Jepang yang artinya "mekar") ditambah dengan akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga Sakura disebut cherry blossom.
Sakura merupakan bunga nasional negara Jepang yang mekar pada musim semi (awal April hingga akhir April). Bagi orang Jepang, bunga Sakura merupakan simbol penting yang kerap diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, sehingga kita dapat menemukan lambang bunga Sakura di mana saja di Jepang -pada barang-barang konsumen seperti kimono, alat-alat tulis dan peralatan dapur. Bunga Sakura juga merupakan simbol untuk mengekspresikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal bagi masyarakat Jepang.
Pohon Sakura merupakan pohon yang tergolong dalam familia Rosaceae, genus Prunus yang sejenis dengan pohon plum, peach atau apricot, tetapi secara umum Sakura digolongkan dalam subgenus sakura.
Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.
Pohon Sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu, kuncup bunga Sakura jenis Someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.
Di Jepang, mekarnya Sakura jenis Someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat Golden Week.
Setiap tahunnya pengamat Sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga Sakura Someiyoshono dari barat ke timur lalu utara yang disebut Sakurazensen. Dengan menggunakan peta Sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga Sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.
Ciri Khas
Ciri khas Sakura jenis Someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.
Bunga Sakura jenis Someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga Sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung merpati memakan seluruh bagian bunga.
Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon Sakura untuk menikmati mekarnya bunga Sakura disebut o-hanami. Saat melakukan O-hanami adalah ketika semua pohon Sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.
Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga Sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (Kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (Ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (Mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon Sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut Ichibu hazakura, sedangkan pohon Sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut Hazakura.
Bunga dari pohon jenis Yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis Someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda.
Jenis-Jenis Pohon Sakura
Sebagian besar jenis pohon Sakura merupakan hasil persilangan, misalnya jenis Someiyoshino yang tersebar di seluruh Jepang sejak zaman Meiji adalah hasil persilangan pohon Sakura di zaman Edo akhir. Sakura jenis Someiyoshino inilah yang sangat tersebar luas, sehingga kebanyakan orang hanya mengenal Someiyoshino (yang merupakan salah satu jenis Sakura) sebagai Sakura.
Pada zaman dulu sebelum ada jenis Someiyoshino, orang Jepang mengenal bunga Sakura yang mekar di pegunungan yang disebut Yamazakura dan Yaezaki no Sakura sebagai Sakura. Di saat mekarnya bunga Sakura, ribuan batang pohon Yamazakura yang tumbuh di pegunungan Yoshino (Prefektur Nara) menciptakan pemandangan menakjubkan warna putih, hijau muda, dan merah jambu.
Beberapa jenis Sakura:
* Edohigan
Edohigan adalah Sakura yang mekar di Hari Ekuinoks Musim Semi dan bunganya paling panjang umur. Jenis-jenis lain yang serupa dengan Edohigan adalah Ishiwarizakura dan Yamadakashinyozakura yang termasuk pohon Sakura yang dilindungi. Miharutakizakura adalah salah satu jenis Edohigan yang rantingnya menjuntai-juntai, sedangkan Yaebenishidare dikenal daun bunganya yang banyak dan warnanya yang cerah.
* Hikanzakura
Hikanzakura atau disebut juga Kanhizakura adalah Sakura yang tersebar mulai dari wilayah Tiongkok bagian selatan sampai ke Pulau Formosa. Kanhizakura banyak ditemukan tumbuh liar di Prefektur Okinawa. Di benak orang Okinawa, kata "Sakura" sering berarti Hikansakura. Pengumuman mekarnya bunga Sakura di Okinawa biasanya berarti mekarnya Hikanzakura. Di Okinawa, kuncup bunga Hikanzakura mulai terbuka sekitar bulan Januari atau Februari. Di Pulau Honshu, Hikanzakura banyak ditanam mulai dari wilayah Kanto sampai ke Kyushu dan biasanya mulai mekar sekitar bulan Februari atau Maret.
* Fuyuzakura
Fuyuzakura adalah jenis pohon Sakura yang bunganya mekar sekitar bulan November sampai akhir bulan Desember. Onishimachi di Prefektur Gunma adalah tempat melihat Fuyuzakura yang terkenal.
Sakura dan Buah Ceri
Pohon Sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah Ceri (bahasa Jepang: Sakuranbo). Buah Ceri yang masih muda berwarna hijau dan buah yang sudah masak berwarna merah sampai merah tua hingga ungu. Walaupun bentuknya hampir serupa dengan buah Ceri kemasan kaleng yang dikenal di Indonesia, buah Ceri yang dihasilkan pohon Sakura ukurannya kecil-kecil dan rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi.
Pohon Sakura yang menghasilkan buah Ceri untuk keperluan konsumsi umumnya tidak untuk dinikmati bunganya dan hanya ditanam di perkebunan. Produsen buah Ceri terbesar di Jepang berada di Prefektur Yamagata. Buah Ceri produk dalam negeri Jepang seperti jenis Sato Nishiki harganya luar biasa mahal. Di Jepang, buah Ceri produksi dalam negeri hanya dibeli untuk dihadiahkan pada kesempatan istimewa. Buah Ceri yang banyak dikonsumsi masyarakat di Jepang adalah buah Ceri yang diimpor dari negara bagian Washington dan California di Amerika Serikat.
Grup A: 11 Juni 2010- Afrika Selatan vs Meksiko
12 Juni 2010- Uruguay vs Prancis
17 Juni 2010- Afrika Selatan vs Uruguay
17 Juni 2010- Prancis vs Meksiko
22 Juni 2010- Meksiko vs Uruguay , Prancis vs Afrika Selatan
Grup B: 12 Juni 2010- Argentina vs Nigeria, Korea Selatan vs Yunani
17 Juni 2010- Argentina vs Korea Selatan
18 Juni 2010- Yunani vs Nigeria
23 Juni 2010- Yunani vs Argentina, Nigeria vs Korea Selatan
Grup C: 13 Juni 2010- Inggris vs Amerika Serikat
13 Juni 2010- Aljazair vs Slovsenia
18 Juni 2010- Inggris vs Aljazair
19 Juni 2010- Slovsenia vs Amerika Serikat
23 Juni 2010- Amerika Serikat vs Aljazair, Slovsenia vs Inggris
Grup D: 13 Juni 2010- Jerman vs Australia
14 Juni 2010- Serbia vs Ghana
18 Juni 2010- Jerman vs Serbia
19 Juni 2010- Ghana vs Australia
24 Juni 2010- Australia vs Serbia, Ghana vs Jerman
Grup E: 14 Juni 2010- Belanda vs Denmark, Soccer City, Jepang vs Kamerun
19 Juni 2010- Belanda vs Jepang, Moses Mabhida Stadium, Durban
20 Juni 2010-Kamerun vs Denmark, Loftus VSersfeld Stadium, Pretoria
25 Juni 2010- Denmark vs Jepang , Kamerun vs Belanda
Grup F: 15 Juni 2010- Italia vs Paraguay
15 Juni 2010- Selandia Baru vs Slowakia
20 Juni 2010- Italia vs Selandia Baru, Slowakia vs Paraguay
24 Juni 2010- Paraguay vs Selandia Baru, Slowakia vs Italia
Grup G: 15 Juni 2010- Brasil vs Korea Utara
16 Juni 2010- Pantai Gading vs Portugal
21 Juni 2010- Brasil vs Pantai Gading
21 Juni 2010- Portugal vs Korea Utara
25 Juni 2010- Korea Utara vs Pantai Gading, Portugal vs Brasil
Grup H: 16 Juni 2010- Spanyol vs Swiss, Honduras vs Cili
21 Juni 2010- Spanyol vs Honduras
22 Juni 2010- Cili vs Swiss
26 Juni 2010- Swiss vs Honduras, Cili vs Spanyol
sumber : http://www.goal.com/id-ID/news/1369/piala-dunia/2009/12/05/1666572/inilah-jadwal-lengkap-piala-dunia-2010
Panggilan: Kido Lahir: Jakarta, 11 Agustus 1984 Postur: 165 cm/62 kg Klub: Jaya Raya Jakarta Orang tua: Djumharbey Anwar (alm.) & Yul Asteria Zakaria Hobi: Sepakbola Nomor: Ganda 1Masuk Tim: 2006, 2008 Prestasi Tertinggi: Juara Asia 2005, juara dunia 2007
HENDRA SETIAWAN
Panggilan: Hendra/Jungkies Lahir: Pemalang, 25 Agustus 1984 Postur: 181 cm/72 kg Klub: Jaya Raya Jakarta Orangtua: Ferry Yugianto & Kartika Christyaningrum Hobi: Musik Nomor: Ganda 1 Masuk Tim: 2006, 2008Prestasi Tertinggi: Juara Asia 2005, juara dunia 2007
SONY DWI KUNCORO
Panggilan: Sony Lahir: Surabaya, 7 Juli 1984 Postur: 171 cm/60 kg Klub: Suryanaga Surabaya Orang tua: Moch. Sumadji & Asmiati Hobi: otomotif, jalan-jalan
Nomor: Tunggal 1
Masuk Tim: 2004, 2006, 2008 Prestasi Tertinggi:Juara Asia 2002, 2003, 2005perunggu Olimpiade 2004emas SEA Games 2003, 2005
TAUFIK HIDAYAT
Panggilan: Taufik Lahir: Bandung, 10 Agustus 1981 Postur: 176 cm/64 kg Klub: SGS Bandung Orang tua: Aris Haris & Enok Dartilah Istri: Ami Gumelar Anak: Natarina Alika Hidayat Hobi: Sepakbola Nomor: Tunggal 2 Masuk Tim: 2000, 2002, 2004, 2006, 2008 Prestasi Tertinggi: Juara Indonesia Open 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2006, juara Piala Thomas 1998, 2000, 2002, juara Asia 2000, 2004, 2007, emas Asian Games 2002, 2006, emas Olimpiade 2004, juara dunia 2005
SIMON SANTOSO
Panggilan: Simon Lahir: Tegal, 29 Juli 1985 Postur: 175 cm/64 kg Klub: Tangkas Jakarta Orang tua: Hosea Lim & Rahel Yanti Hobi: Renang, baca komik Nomor: Tunggal 3 Masuk Tim: 2004, 2006, 2008 Prestasi Tertinggi: Emas SEA Games 2003, 2007
NOVA WIDIANTO
Panggilan: Kedeng, Nova Lahir: Klaten, 10 Oktober 1977 Postur: 179 cm/73 kg Klub: Tangkas Jakarta Orang tua: Santoso & Sutari Istri: Eny Widiowati Hobi: Sepakbola Nomor: Ganda 3 Masuk Tim: 2008 Prestasi Tertinggi: Juara Asia 2006, juara dunia 2005, 2007
CANDRA WIJAYA
Panggilan: Candra Lahir: Cirebon, 16 September 1975 Postur: 175 cm/67 kg Klub: Jaya Raya Jakarta Orang tua: Hendra Wijaya & Indranita Istri: Caroline Indriani Anak: Wintan Wijaya (5), Tania Wijaya (4) Hobi: Musik Nomor: Ganda 3 Masuk Tim: 1998, 2000, 2002, 2004, 2006, 2008 Prestasi Tertinggi: Juara Dunia 1997, juara Piala Thomas 1998, 2000, 2002, juara All England 1999, 2003, emas Olimpiade Sydney 2000
Tim Uber :
MARIA KRISTIN YULIANTI
Panggilan: Maria Lahir: Tuban, 25 Juni 1985 Postur: 167 cm/ 54 kg Klub: Djarum Kudus Orangtua: Yuli Purnomo & Herbiati Hobi: Baca komik Nomor: Tunggal 1 Masuk Tim: 2004, 2008 Prestasi Tertinggi: Emas Tunggal Putri SEA Games 2007, emas beregu putri SEA Games 2007
ADRIANTI FIRDASARI
Panggilan: Firda Lahir: Jakarta, 16 Desember 1986 Postur: 170 cm/ 58 kg Klub: Jaya Raya Jakarta Orangtua: Adnan & Farida Hanim Hobi: Baca Nomor: Tunggal 2 Masuk Tim: 2004, 2008 Prestasi Tertinggi: Juara New Zealand Open 2005, perak tunggal putri SEA Games 2007, emas beregu putri SEA Games 2007
PIA ZEBADIAH BERNADET
Panggilan: Pia Lahir: Medan, 22 Januari 1989 Postur: 161 cm/57 kg Klub: Jaya Raya Jakarta Orangtua: Djumharbey Anwar (alm.) & Yul Asteria Zakaria Hobi: Renang Nomor: Tunggal 3 Masuk Tim: 2008 Prestasi Tertinggi: Emas beregu putri SEA Games 2007
LILYANA NATSIR
Panggilan: Butet Lahir: Manado, 9 September 1985 Postur: 168 cm/ 58 kg Klub: Tangkas Jakarta Orangtua: Beno Natsir & Olly Maramis Hobi: Musik Nomor: Ganda 1 Masuk Tim: 2004, 2008 Prestasi Tertinggi: Juara Dunia 2005, 2007, emas SEA Games 2007, juara Asia 2006, runner-up All England 2008
VITA MARISSA
Panggilan: Vita Lahir: Jakarta, 4 Januari 1984 Postur: 171 cm/ 66 kg Klub: Tangkas Jakarta Orangtua: Aris Harsono & Yulianawati Hobi: Biliar, renang, nonton Nomor: Ganda 1 Masuk Tim: 2008 Prestasi Tertinggi: Emas SEA Games 2007, juara Asia 2008
JO NOVITA
Panggilan: Jo Lahir: Jakarta, 19 November 1981
Postur: 158 cm/ 54 kg
Klub: Tangkas Jakarta Orangtua: Eddy & Jo Sian Eng Hobi: Musik Nomor: Ganda 2 Masuk Tim: 2002, 2004, 2008 Prestasi Tertinggi: Emas beregu putri SEA Games 2007
GREYSIA POLII
Panggilan: Grace Lahir: Jakarta, 11 Agustus 1987 Postur: 162 cm/ 55 kg Klub: Jaya Raya Jakarta
Orangtua: Willy Polii (alm.) & Evie Pakasi
Hobi: Musik Nomor: Ganda 2 Masuk Tim: 2004, 2008 Prestasi Tertinggi: Emas beregu putri SEA Games 2007
1.PENGERTIAN KEBUTUHAN Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada di antara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera(maslow)
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha(wikipedi bahas Indonesia, ensiklopedia bebas).
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya.
• Kebutuhan juga berarti rasa akan adanya kekurangan yang timbul dari dalam diri manusia yang menuntut agar dipenuhi.
2. TEORI Teori Kebutuhan Maslow Menurut Abraham Maslow, apabila suatu kebutuhan terpenuhi, maka kebutuhan itu tidak lagi merupakan motivator perilaku. Kebutuhan-kebutuhan dengan kekuatan tinggi, yang telah terpenuhi kadang-kadang dinyatakan seseorang sebagai kebutuhan “satisficed” yaitu kebutuhan yang telah terpenuhi dalam kadar tertentu sehingga kebutuhan lain lebih potensial. Apabila kebutuhan yang paling kuat adalah rasa haus, maka minum akan menurunkan desakan tersebut, dan selanjutnya kebutuhan lain menjadi lebih penting.
Menurutnya: • Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. • A.H Maslow mengemukakan sejumlah proporsi penting tentang perilaku manusia sebagai berikut: 1. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, memotivasi perilaku. Untuk menjelaskannya perhatikan misalnya kebutuhan kita akan hawa udara. Kebutuhan tersebut hanya mempengaruhi perilaku kita, apabila kita tidak mendapatkannya, atau mengalami ancaman tidak mendapatkan hawa udara yang kita perlukan. Jadi, dengan demikian hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan timbulnya kekuatan-kekuatan besar, atas apa yang dilakukan seseorang. 2. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan-suatu hirarki menurut pentingnya masing-masing kebutuhan. Setelah kebutuhan yang paling mendasar terpenuhi, meningkatlah pada kebutuhan selanjutnya yang lebih tinggi, yang menuntut pemuasan. 3. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Kelima tingkatan kebutuhan ini perlu diketahui oleh pimpinan organisasi dan berusaha untuk memuaskannya bagi para bawahannya. Kelima tingkatan kebutuhan itu, menurut Maslow, ialah:
3. PENGGOLONGAN KEBUTUHAN Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas: 1. Kebutuhan Primer Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya. 2. Kebutuhan Sekunder Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah. 3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan lain sebagainya.
Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat: 1. Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya. 2. Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.
Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu: 1. Kebutuhan Sekarang Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya. 2. Kebutuhan Masa Depan Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru, dan lain sebagainya.
Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek Penggunanya: 1. Kebutuhan Individual / Individu / Pribadi Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya. 2. Kebutuhan Sosial / Kolektif Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.
Prosedur diagnostic yang digunakan untuk mendeteksi gangguan pada system pernapasan dibagi ke dalam 2 metode, yaitu: 1.Metode morfologis, di antaranya adalah teknik radiologi, endoskopi, pemeriksaan biopsy dan sputum. 2.Metode fisiologis misalnya pengukuran gas darah dan uji fungsi ventilasi
METODE MORFOLOGI 1. Teknik radiologi Toraks merupakan tempat yang ideal untuk pemeriksaan radiologi. Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap jalannya sinar X, karena itu parenkim menghasilkan bayangan yang sangat bersinar-sinar. Jaringan lunak dinding dada, jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar serta diafragma lebih sukar ditembus sinar X dibandingkan parenkim paru sehingga bagian ini akan tampak lebih padat pada radiogram. Struktur toraks yang bertulang (termasuk iga, sternum dan vertebra) lebih sulit lagi ditembus, sehingga bayangannya lebih padat lagi. Metode radiografi yang biasa digunakan untuk menentukan penyakit paru adalah:
a.Radiografi Dada Rutin Dilakukan pada suatu jarak standar setelah inspirasi maksimum dan menahan napas untuk menstabilkan diafragma. Radiograf diambil dengan sudut pandang posteroanterior dan kadang juga diambil dari sudut pandang lateral dan melintang. Radiograf yang dihasilkan memberikan informasi sebagai berikut: · Status rangka toraks termasuk iga, pleura dan kontur diafragma dan saluran napas atas pada waktu memasuki dada ·Ukuran, kontur dan posisi mediastinum dan hilus paru, termasuk jantung, aorta, kelenjar limfe dan percabangan bronkus ·Tekstur dan derajat aerasi parenkim paru ·Ukuran, bentuk, jumlah dan lokasi lesi paru termasuk kavitasi, tanda fibrosis dan daerah konsolidasi.
Penampilan radiografi dada yang normal bervariasi dalam beberapa hal bergantung pada: · Jenis kelamin · Usia · Keadaan pernapasan
b. Tomografi computer (CT Scan) Yaitu suatu teknik gambaran dari suatu “irisan paru” yang diambil sedemikian rupa sehingga dapat diberikan gambaran yang cukup rinci. CT scan dipadukan dengan radiograf dada rutin. CT scan berperan penting dalam : · Mendeteksi ketidaknormalan konfigurasi trakea serta cabang utama brronkus · Menentukan lesi pada pleura atau mediastinum (nodus, tumor, struktur vaskular) · Dapat mengungkapkan sifat serta derajat kelaianan bayangan yang terdapat pada paru dan jaringan toraks lain CT scan bersifat tidak infasif sehingga CT scan mediastinum sering digunakan untuk menilai ukuran nodus limfe mediastinum dan stadium kanker paru, walaupun tidak seakurat bila menggunakan mediastisnokopi.
c. Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI) MRI menggunakan resonansi magnetic sebagai sumber energy untuk mengambil gambaran potongan melintang tuubuh. Gambaran yang dihasilkan dalam berbagai bidang, dapat membedakan jaringan yang normal dan jaringan yang terkena penyakit (pada CT scan tidak dapat dibedakan), dapat membedakan antara pembuluh darah dengan struktur nonvascular, walaupun tanpa zat kontras. Namun, MRI lebih mahal dibandingkan CT scan. MRI khususnya digunakan dalam mengevaluasi penyakit pada hilus dan mediastinum.
d.Ultrasounds Tidak dapat mengidentifikasi penyakit parenkim paru. Namun, ultrasound dapat membantu mendeteksi cairan pleura yang akan timbul dan sering digunakan dalam menuntun penusukan jarum untuk mengambil cairan pleura pada torakosentesis.
e.Angiografi Pembuluh Paru Memasukkan cairan radoopak melalui kateter yang dimasukkan lewat vena lengan ke dalam atrium kanan, ventrikel kanan lalu ke dalam arteri pulmonalis utama. Teknik ini digunakan untuk menentukan lokasi emboli massif atau untuk menentukan derajat infark paru. Resiko utama dalam angiografi yaitu timbulnya aritmia jantung saat kateter dimasukkan ke dalam bilik jantung.
f.Pemindaian Paru Pemindaian paru dengan menggunakan isotop, walaupun merupakan metode yang kurang dapat diandalkan untuk mendeteksi emboli paru, tetapi prosedur ini lebih aman dibandingkan dengan angiografi.
2. Bronkoskopi Merupakan suatu teknik yang memungkinkan visualisasi langsung trakea dan cabang-cabang utamanya. Cara ini paling sering digunakan untuk memastikan diagnosis karsinoma bronkogenik, tetapi dapat juga digunakan untuk mengangkat benda asing. 3. Pemeriksaan Biopsi 4.Pemeriksaan Sputum
METODE FISIOLOGI 1. Uji Fungsi Paru 2. Uji Fungsi Ventilasi 3. Analisa Gas Darah
Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak agar anak tidak mengalami gizi buruk. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan bagaimana gizi buruk itu bias terjadi.
Beberapa pakar pendidikan gizi seperti Green, Mantra dan Rogers berpendapat bahwa di samping pendidikan, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi sangat berpengaruh terhadap praktek gizi ibu di dalam rumah tangga. Sebab sekalipun kurangnya daya beli merupakan halangan utama, sebagian kekurangan gizi akan bisa diatasi jika orang tahu bagaimana seharusnya memanfaatkan segala sumber yang ada terutama ibu.
Menurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita “Kurang gizi yang murni adalah karena makanan”. Si Ibu harus dapat memberikan makanan yang kandungan gizinya cukup. “Tidak harus mahal, bisa juga diberikan makanan yang murah, asal kualitasnya baik”. Oleh karena itulah si Ibu harus pintar-pintar memilihkan makanan untuk anak.
Gizi buruk •Pengertian Gizi buruk adalah kondisi tubuh yang tampak sangat kurus karena makanan yang dimakan setiap hari tidak dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan, terutama kalori dan protein(Siswono, 2001).
•Gizi buruk merupakan kekurangan energy protein berat. Ada 3 jenis gizi buruk: 1.Marasmus 2.Kwashiorkor 3.Marasmik-kwashiorkor
•Tanda awal gizi buruk: 1.Berat badan anak kurang dari berat badan normal (tubuh kurus kering). 2.Warna rambut penderita jadi kemerahan 3.Jika gejala klinis tidak tertangani dengan baik, perut penderita makin buncit dan kaki membengkak (kwashiorkor) .
Tanda-tanda anak marasmus (kurang kalori) 1.Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, dan pantat keriput. 2.Wajah seperti orang tua (monkey face). 3.Kulit keriput, kering, dan kusam. 4.Rambut tipis, kemerahan, dan mudah dicabut. 5.Anak cengeng dan rewel.
Tanda-tanda anak kwashiorkor (kurang protein) 1.Bengkak (oedema) hampir di seluruh tubuh, terutama punggung dan kaki. 2.Muka bulat dan sembap (moon face). 3.Mata kuyu dan sayu. 4.Rambut tipis, jarang, dan mudah dicabut. 5.Terdapat bercak merah-hitam pada kulit, kadang terkelupas. 6.Cengeng, rewel, dan "apatis".
Marasmik-Kwashiorkor: Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klnik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60%>
Untuk yang pertama kalinya… Akan kumaklumi… Untuk yang kedua kalinya…. Akan kumaafkan… Untuk yang ketiga kalinya… Aku akan tetap bersabar Namun, jika ada yang keempat , kelima dan seterusnya.. Aku ragu, apakah aku akan dapat tetap tersenyum padamu sobat? Kau tersakiti, tapi aku jauh lebih tersakiti Kini Kau semakin jauh Tak terjangkau oleh kedua tanganku Apakah yang harus kulakukan ? Memaafkan atau melupakan? Tidak !!! Kusadari diriku tak mampu untuk lebih jauh lagi bersabar….. Maaf karena aku tak mampu memaafkanmu Lupakan aku karena aku tak mampu melupakan kesalahanmu Hatiku tak cukup luas untuk menampung semua ini….. Ya tuhan.. Semoga semua ini cepat berlalu…
Pungsi lumbal dilakukan oleh dokter. Setelah dilakukan persiapan terhadap kulit, anastesi local dan aseptic, selanjutnya dokter akan menusukkan jarum lumbal no 18 menuju ruang subaraknoid pada L3-L4 atau L4-L5. Pada saat penusukan klien diharapkan dalam posisi rileks. Mandarin pada jarum diangkat dan selanjutnya dihubungkan ke manometer untuk mengetahui tekanan (normal 60-80 mm air). Perawata perlu mencatat tekanan pada saat pembukaan dan penutupan. 3-5 sampel cairan serebrospinal (masing-masing 3-5 ml) yang diambil dan ditampung pada tabung. Perawat member label pada tabung tersebut. Penampilan cairan serebrospinal dicatat, meliputi adanya darah dan warna. Pada saat cairan serebrospinal ada darah, maka harus dapat dibedakan antara perdarahan pada SSP dan trauma akibat penusukan jarum lumbal. Setelah sampel serebrospinal dikumpulkan, kemudian jarum diangkat dan dilakukan penekanan pada lokasi penusukan
Tindakan setelah pemeriksaan:
a.Klien dibaringkan dalam posisi datar 6-24 jam, tergantung pada adanya sakit kepala. Kepala ditinggikan 15 derajat pada saat makan.
b.Data-data pengkajian neurologi dikumpulkan dan dicatat setiap jam sampai stabil.
c.Memberikan dan menganjurkan minum yang disukai klien untuk 48 jam.pemasukan cairan lebih dari 3000 ml/hari akan membantu dalam memproduksi cairan serebrospinal.
d.Memberikan analgesic peroral bila sakit kepala.
e.Mempertahankan pencatatan intake dan output dalam waktu 24 jam.
f.Mengkaji distensi bladder. Kadang-kadang klien mengalami kesulitan untuk berkemih 24 jam setelah pungsi lumbal.
g.Menganjurkan pergerakan sendi dan latihan kaki untuk mengurangi spasme.
h.Observasi tanda-tanda meningeal akibat penusukan yang tidak steril, seperti: kaku kuduk, demam, photopobia.
Nervus cranial
Pemeriksaan saraf merupakan salah satu dari rangkaian pemeriksaan neurologis yang terdiri dari;
1). Status mental,
2). Tingkat kesadaran,
3).Fungsi saraf kranial,
4). Fungsi motorik,
5). Refleks,
6). Koordinasi dan gaya berjalan dan
7). Fungsi sensorik
PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
a.Saraf Olfaktorius (N. I)
Saraf ini tidak diperiksa secara rutin, tetapi harus dikerjakan jika terdapat riwayat tentang hilangnya rasa pengecapan dan penciuman, kalau penderita mengalami cedera kepala sedang atau berat, dan atau dicurigai adanya penyakit-penyakit yang mengenai bagian basal lobus frontalis.
Untuk menguji saraf olfaktorius digunakan bahan yang tidak merangsang seperti kopi, tembakau, parfum atau rempah-rempah. Letakkan salah satu bahan-bahan tersebut di depan salah satu lubang hidung orang tersebut sementara lubang hidung yang lain kita tutup dan pasien menutup matanya. Kemudian pasien diminta untuk memberitahu saat mulai terhidunya bahan tersebut dan kalau mungkin mengidentifikasikan bahan yang di hidu.
b.Saraf Optikus (N. II)
Pemeriksaan meliputi penglihatan sentral (Visual acuity), penglihatan perifer (visual field), refleks pupil, pemeriksaan fundus okuli serta tes warna.
i. Pemeriksaan penglihatan sentral (visual acuity) Penglihatan sentral diperiksa dengan kartu snellen, jari tangan, dan gerakan tangan.
Kartu snellen
Pada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara pasien dengan tabel, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cermin. Ketajaman penglihatan normal bila baris yang bertanda 6 dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata (visus 6/6)
Jari tangan
Normal jari tangan bisa dilihat pada jarak 3 meter tetapi bisa melihat pada jarak 2 meter, maka perkiraan visusnya adalah kurang lebih 2/60.
Gerakan tangan
Normal gerakan tangan bisa dilihat pada jarak 2 meter tetapi bisa melihat pada jarak 1 meter berarti visusnya kurang lebih 1/310.
ii. Pemeriksaan Penglihatan Perifer
Pemeriksaan penglihatan perifer dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus dan lintasan penglihatan mulai dair mata hingga korteks oksipitalis.
Penglihatan perifer diperiksa dengan tes konfrontasi atau dengan perimetri / kompimetri.
Tes Konfrontasi
Jarak antara pemeriksa – pasien : 60 – 100 cm
Objek yang digerakkan harus berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut.
Objek yang digunakan (2 jari pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kahardan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lururs kedepan dan tidak boleh melirik kearah objek tersebut.
Syarat pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal.
Perimetri / kompimetri
Lebih teliti dari tes konfrontasi
Hasil pemeriksaan di proyeksikan dalam bentuk gambar di sebuah kartu.
iii. Refleks Pupil Saraf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennya dari saraf occulomotorius.
Ada dua macam refleks pupil.
Respon cahaya langsung
Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil.
Respon cahaya konsensual
Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang sama.
iv. Pemeriksaan fundus occuli (fundus kopi) Digunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah O dioptri maka fokus dapat diarahkan kepada fundus, kekeruhan lensa (katarak) dapat mengganggu pemeriksaan fundus. Bila retina sudah terfokus carilah terlebih dahulu diskus optikus. Caranya adalah dengan mengikuti perjalanan vena retinalis yang besar ke arah diskus. Semua vena-vena ini keluar dari diskus optikus.
v. Tes warna Untuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus.
c.Saraf okulomotoris (N. III)
Pemeriksaan meliputi ; Ptosis, Gerakan bola mata dan Pupil
1. Ptosis
Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata atas akan memotong iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris lebih rendah dari pada mata yang lain, atau bila pasien mendongakkan kepal ke belakang / ke atas (untuk kompensasi) secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik pula.
2.Gerakan bola mata.
Pasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, atas, dan bawah, sekligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya nistagmus. Sebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus (juling) dan deviasi conjugate ke satu sisi.
3.Pupil
Pemeriksaan pupil meliputi :
i.Bentuk dan ukuran pupil
ii.Perbandingan pupil kanan dan kiri
pupil sebesar 1mm masih dianggap normalÆPerbedaan
iii. Refleks pupil
Meliputi pemeriksaan :
1.Refleks cahaya langsung (bersama N. II)
2.Refleks cahaya tidak alngsung (bersama N. II)
3.Refleks pupil akomodatif atau konvergensi
Bila seseorang melihat benda didekat mata (melihat hidungnya sendiri) kedua otot rektus medialis akan berkontraksi. Gerakan kedua bola mata ini disebut konvergensi. Bersamaan dengan gerakan bola mata tersebut maka kedua pupil akan mengecil (otot siliaris berkontraksi) (Tejuwono) atau pasien disuruh memandang jauh dan disuruh memfokuskan15 cm didepan mata±matanya pada suatu objek diletakkan pada jarakpasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang disebut reflek akomodasi.
d.Saraf Troklearis (N. IV)
Pemeriksaan meliputi
1.gerak mata ke lateral bawah
2.strabismus konvergen
3.diplopia
e.Saraf Trigeminus (N. V)
Pemeriksaan meliputi; sensibilitas, motorik dan refleks
1. Sensibilitas
Ada tiga cabang sensorik, yaitu oftalmik, maksila, mandibula. Pemeriksaan dilakukan pada ketiga cabang saraf tersebut dengan membandingkan sisi yang satu dengan sisi yang lain. Mula-mula tes dengan ujung yang tajam dari sebuah jarum yang baru. Pasien menutup kedua matanya dan jarum ditusukkan dengan lembut pada kulit, pasien ditanya apakah terasa tajam atau tumpul. Hilangnya sensasi nyeri akan menyebabkan tusukan terasa tumpul. Daerah yang menunjukkan sensasi yang tumpul harus digambar dan pemeriksaan harus di lakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju daerah yang terasa tajam. Juga dilakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju daerah yang terasa tajam. Juga lakukan tes pada daerah di atas dahi menuju belakang melewati puncak kepala. Jika cabang oftalmikus terkena sensasi akan timbul kembali bila mencapai dermatom C2. Temperatur tidak diperiksa secara rutin kecuali mencurigai siringobulbia, karena hilangnya sensasi temperatur terjadi pada keadaan hilangnya sensasi nyeri, pasien tetap menutup kedua matanya dan lakukan tes untuk raba halus dengan kapas yang baru dengan cara yang sama. Pasien disuruh mengatakan “ya” setiap kali dia merasakan sentuhan kapas pada kulitnya.
2.Motorik
Pemeriksaan dimulai dengan menginspeksi adanya atrofi otot-otot temporalis dan masseter. Kemudian pasien disuruh mengatupkan giginya dan lakukan palpasi adanya kontraksi masseter diatas mandibula. Kemudian pasien disuruh membuka mulutnya (otot-otot pterigoideus) dan pertahankan tetap terbuka sedangkan pemeriksa berusaha menutupnya. Lesi unilateral dari cabang motorik menyebabkan rahang berdeviasi kearah sisi yang lemah (yang terkena).
3. Refleks
Pemeriksaan refleks meliputi
Refleks kornea
a.Langsung
Pasien diminta melirik ke arah laterosuperior, kemudian dari arah lain kapas disentuhkan pada kornea mata, misal pasien diminta melirik kearah kanan atas maka kapas disentuhkan pada kornea mata kiri dan lakukan sebaliknya pada mata yang lain. Kemudian bandingkan kekuatan dan kecepatan refleks tersebut kanan dan kiri saraf aferen berasal dari N. V tetapi eferannya (berkedip) berasal dari N.VII.
b.Tak langsung (konsensual)
Sentuhan kapas pada kornea atas akan menimbulkan refleks menutup mata pada mata kiri dan sebaliknya kegunaan pemeriksaan refleks kornea konsensual ini sama dengan refleks cahaya konsensual, yaitu untuk melihat lintasan mana yang rusak (aferen atau eferen).
Refleks bersin (nasal refleks)
Refleks masseter
Untuk melihat adanya lesi UMN (certico bultar) penderita membuka mulut secukupnya (jangan terlalu lebar) kemudian dagu diberi alas jari tangan pemeriksa diketuk mendadak dengan palu refleks. Respon normal akan negatif yaitu tidak ada penutupan mulut atau positif lemah yaitu penutupan mulut ringan. Sebaliknya pada lesi UMN akan terlihat penutupan mulut yang kuat dan cepat.
f.Saraf abdusens (N. VI)
Pemeriksaan meliputi gerakan mata ke lateral, strabismus konvergen dan diplopia tanda-tanda tersebut maksimal bila memandang ke sisi yang terkena dan bayangan yang timbul letaknya horizonatal dan sejajar satu sama lain.
g.Saraf fasialis (N. VII)
Pemeriksaan saraf fasialis dilakukan saat pasien diam dan atas perintah (tes kekuatan otot) saat pasien diam diperhatikan :
Asimetri wajah
Kelumpuhan nervus VIII dapat menyebabkan penurunan sudut mulut unilateral dan kerutan dahi menghilang serta lipatan nasolabial, tetapi pada kelumpuhan nervus fasialis bilateral wajah masih tampak simetrik
Gerakan-gerakan abnormal (tic facialis, grimacing, kejang tetanus/rhisus sardonicus tremor dan seterusnya ).
Ekspresi muka (sedih, gembira, takut, seperti topeng)
- Tes kekuatan otot
1.Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri.
2.Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetri) kemudioan pemeriksa mencoba membuka kedua mata tersebut bandingkan kekuatan kanan dan kiri.
3.Memperlihatkan gigi (asimetri)
4.Bersiul dan menculu (asimetri / deviasi ujung bibir)
5.meniup sekuatnya, bandingkan kekuatan uadara dari pipi masing-masing.
6.Menarik sudut mulut ke bawah.
- Tes sensorik khusus (pengecapan) 2/3 depan lidah)
Pemeriksaan dengan rasa manis, pahit, asam, asin yang disentuhkan pada salah satu sisi lidah.
- Hiperakusis
Jika ada kelumpuhan N. Stapedius yang melayani otot stapedius maka suara-suara yang diterima oleh telinga pasien menjadi lebih keras intensitasnya.
h.Saraf Vestibulokokhlearis (N. VIII)
Ada dua macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan fungsi vestibuler
1)Pemeriksaan pendengaran
Inspeksi meatus akustikus akternus dari pasien untuk mencari adanya serumen atau obstruksi lainnya dan membrana timpani untuk menentukan adanya inflamasi atau perforasi kemudian lakukan tes pendengaran dengan menggunakan gesekan jari, detik arloji, dan audiogram. Audiogram digunakan untuk membedakan tuli saraf dengan tuli konduksi dipakai tes Rinne dan tes Weber.
Tes Rinne
Garpu tala dengan frekuensi 256 Hz mula-mula dilakukan pada prosesus mastoideus, dibelakang telinga, dan bila bunyi tidak lagi terdengar letakkan garpu tala tersebut sejajar dengan meatus akustikus oksterna. Dalam keadaan norma anda masih terdengar pada meatus akustikus eksternus. Pada tuli saraf anda masih terdengar pada meatus akustikus eksternus. Keadaan ini disebut Rinne negatif.
Tes Weber
Garpu tala 256 Hz diletakkan pada bagian tengah dahi dalam keadaan normal bunyi akan terdengar pada bagian tengah dahi pada tuli saraf bunyi dihantarkan ke telinga yang normal pada tuli konduktif bunyi tedengar lebih keras pada telinga yang abnormal.
2)Pemeriksaan Fungsi Vestibuler
Pemeriksaan fungsi vestibuler meliputi : nistagmus, tes romberg dan berjalan lurus dengan mata tertutup, head tilt test (Nylen – Baranny, dixxon – Hallpike) yaitu tes untuk postural nistagmus.
i.Saraf glosofaringeus (N. IX) dan saraf vagus (N. X)
Pemeriksaan N. IX dan N X. karena secara klinis sulit dipisahkan maka biasanya dibicarakan bersama-sama, anamnesis meliputi kesedak / keselek (kelumpuhan palatom), kesulitan menelan dan disartria(khas bernoda hidung / bindeng). Pasien disuruh membuka mulut dan inspeksi palatum dengan senter perhatikan apakah terdapat pergeseran uvula, kemudian pasien disuruh menyebut “ah” jika uvula terletak ke satu sisi maka ini menunjukkan adanya kelumpuhan nervus X unilateral perhatikan bahwa uvula tertarik kearah sisi yang sehat.
Sekarang lakukan tes refleks muntah dengan lembut (nervus IX adalah komponen sensorik dan nervus X adalah komponen motorik). Sentuh bagian belakang faring pada setiap sisi dengan spacula, jangan lupa menanyakan kepada pasien apakah ia merasakan sentuhan spatula tersebut (N. IX) setiap kali dilakukan. Dalam keadaaan normal, terjadi kontraksi palatum molle secara refleks. Jika konraksinya tidak ada dan sensasinya utuh maka ini menunjukkan kelumpuhan nervus X, kemudian pasien disuruh berbicara agar dapat menilai adanya suara serak (lesi nervus laringeus rekuren unilateral), kemudian disuruh batuk , tes juga rasa kecap secara rutin pada sepertinya posterior lidah (N. IX).
j.Saraf Asesorius (N. XI)
Pemeriksaan saraf asesorius dengan cara meminta pasien mengangkat bahunya dan kemudian rabalah massa otot trapezius dan usahakan untuk menekan bahunya ke bawah, kemudian pasien disuruh memutar kepalanya dengan melawan tahanan (tangan pemeriksa) dan juga raba massa otot sternokleido mastoideus.
k.Saraf Hipoglosus (N. XII)
Pemeriksaan saraf Hipoglosus dengan cara; Inspeksi lidah dalam keadaan diam didasar mulut, tentukan adanya atrofi dan fasikulasi (kontraksi otot yang halus iregular dan tidak ritmik). Fasikulasi dapat unilateral atau bilateral.
Pasien diminta menjulurkan lidahnya yang berdeviasi ke arah sisi yang lemah (terkena) jika terdapat lesi upper atau lower motorneuron unilateral.
Lesi UMN dari N XII biasanya bilateral dan menyebabkan lidah imobil dan kecil. Kombinasi lesi UMN bilateral dari N. IX. X, XII disebut kelumpuhan pseudobulbar.
2.perjalanan reflex otak dan medulla spinalis
Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
3.perawatan pasien lumpuh
Stroke merupakan suatu penyakit yang bisa menyebabkan kecacaan pada penderitanya. sehingga penderita merasa diriya sudah tidak bergunalagi dan menyusahkan orang lain saja, dan akhirnya menjadi depresi. keadaan tersebut dapat memperlambat dan memperburuk keadaan penderita. untuk menanggulani hal tersebut salah satunya dengan peran aktif keluarga dalam merawat penderita. Secara umum dijabarkan petunjuk perawatan pasien di rumah yaitu :
1.Perawatan pasien stroke sebaiknya lebih dari satu, agar pekerjaan dapat dibagi – bagi.
2.Pilihlah kamar yang dekat dengan kamar mandi, ruang makan, atau dapur. Aturlah perabotan atau peralatan yang mudah digunakan penderita.
3.Pastikan tinggi ranjang sesuai dengan kegiatan perawatan sehari – hari. Dan menggunakan lapisan anti bocor diantara kasur dan seprai.
4.Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan. Hindari pembicaraan mengenai ketidakmampuan pasien. Jangan memaksa pasien untuk melakukan sesuatu. Sebaiknya gunakan saran – saran atau bujukan.
5.Bantu penderita untuk mengurus dirinya sendiri sejauh mama yang bisa dia kerjakan dorong penderita untuk bertanggung jawab atas aktivitas latihan yang dilakukan.
6.Pujilah setiap usaha yang dilakukannya.
7.Jangan berasumsi bahwa dia tidak bisa menggunakan pikirannya. Jagalah hubungan sama seperti sebelum dia menderita stroke.
8.Bantulah penderita untuk mempertahankan hubungan dengan dunia luar dan orang lain sama seperti sebelum dia menderita stroke
9.Berkonsultasi dengan dokter secara teratur dan dengarkan nasihat – nasihat dari fisioterapi.
10.Sesering mungkin ajaklah penderita untuk bangkit dari ranjangnya, dan kalau tidak mampu ajaklah duduk ketika menyantap makanan.
11.Buatlah catatan dalam satu buku mengenai kemajuan gerakan, aktivitas, bicara, dan lain - lain setiap Minggunya.
12.Jika memungkinkan hindari menggendong penderita dan bantu penderita bergerak dengan kemampuannya sendiri.