osteomalasia.....
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). .( Smeltzer. 2001: 2339 )
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.( http://www.klikdokter.com/illness/detail/99 )
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
Etiologi Osteomalasia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia yaitu:
· Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik.
· Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
· Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
· Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.
· Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak ialah :
· Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.
· Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang me- nyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
· Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik
Manifestasi Klinis Osteomalasia
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :
· Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha
· Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
· Penurunan berat badan
· Anoreksia
Pada anak – anak
· Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada.
· Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit
· Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
· Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
· Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri.
· Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik
· Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.
· Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
Penatalaksanan non medik
· Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.
· Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
Pengkajian
1. Biografi Klien
Nama lengkap :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
Status :
2. Riwayat Kesehatan
RKS :
· Pasien mengeluh nyeri tulang
· Ekstremitas disertai nyeri tekan
· Kelemahan otot
· Cara jalan bebek atau pincang
· RKD
· Kemungkinan klien pernah Malabsorbsi
· Kekurangan calsium dalam diet
· Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik
· Klien pernah mengalami gangguan hati
RKK
· Orangtua klien pernah mengalami osteomalasia
3. pemeriksaan Fisik
Ekstermitas
· Deformitas skelet
· Deformitas vertebra
· Deformitas lengkungan tulang panjang
· Otot Lemah
4. Data dasar Pengkajian
· Aktivitas / istirahat
Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri
· Sirkulasi
Tanda : takikardia ( Respon stress )
· Neurosensori
Gejala : hilang gerakan
Tanda : Deformitas local, kelemahan
· Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri tekan
5. pemeriksaan diagnostik
Pada foto x – ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompressi dengan nyeri pada ujung vertebra. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin lamba
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kelemahan
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program tindakan
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra
Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : Rasa nyeri berkurang.
Kriteria hasil :
· Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi dengan benar
· TTV klien normal
· Wajah klien tampak tenang dan tidak meringis
Intervensi :
· Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri )
Rasional : memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi yang diberikan.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program tindakan
Tujuan : Menunjukkan peningkatan pengetahuan klien
kriteria hasil :
· Mengetahui proses penyakit dan program tindakan
Intervensi :
· Berikan lingkungan yang nyaman
Rasional : meningkatkan relaksasi klien
3. Gangguan konsep diri b/d tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra
Tujuan : Menunjukkan keperacayaan diri mengenai kemampuannya
Kriteria hasil:
· Meningkatkan tingkat kativitas klien
· Meningkatkan interaksi social
Intervensi :
· Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi.
Rasional : meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien
Membantu penerimaan klien akan keadaannya yang telah mengalami perubahan.
· Kolaborasi
Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri
Rasional : mengurangi nyeri dan spasme otot
· Kaji proses penyakit
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi
· Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan , nutrisi
Rasional : Memberikan nutrisi optimal untuk meningkatkan regenerasi jaringan
· Anjurkan pasien mengkonsumsi kalsium dan Vit, D sesuai jumlah terapeutik dan anjurkan pemajanan terhadap sinar matahari
Rasional : Untuk mempercepat proses penyembuhan, Dimana target penting dan dibutuhkan untuk memproduksi vitamin D dalam tubuh.
· Menerangkan factor spesifik yang berperan dalam proses penyakit
Rasional : Meminimalisasi kecemasan klien
· Memonitor tekanan rata-rata serum kalsium
Rasional : Dosis yang tinggi dari vitamin D dapat menjadi racun dan faktor penunjang untuk terjadinya hypercalsemia
· Mengajak pasien berdiskusi tentang body image dan metode koping yang efektif.
Rasional : Untuk membangun sebuah hubungan kepercayaan pasien dalam hubungannnya dengan pelayanan perawat
· Pasien diberi kesempatan untuk mengenal dan mengungkapkan perasaannya. Membantu klien dalam interaksi sosial
Rasional : Menciptakan partisipasi aktif pasien dan perawat dalam rangka mengontrol diri dan perasaannya untuk membantu memecahkan masalah
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan dari rencana yang telah disususun.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
a. Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.
1. Pasien mengetahui proses perjalanan penyakit dan prosedur perawatan.
2. Penggunaan sesuai kebutuhan terapy calsium dan vitamin D.
3. Menjemur dibawah sinar matahari.
4. Memonitor rata-rata serum kalsium untuk kelanjutan kesembuhan penyakit.
5. Selalu follow up tentang semua ketetapan perawatan kesehatan.
b. Mencapai pengurangan rasa nyeri.
1. Pasien melaporkan adanya perasaan nyaman.
2. Pasien melaporkan berkurangnya kelemahan tulang.
c. Menunjukkan peningkatan konsep diri.
- Menunjukkan saling percaya dalam percakapan pasien - perawat.
- Peningkatan tingkat aktivitas
- Peningkatan interaksi social
- Osteomalasia
- Paget
0 komentar:
Posting Komentar